Yeremia 29:5-9 Dirikanlah rumah untuk kamu diami; buatlah kebun untuk kamu nikmati hasilnya; ambillah isteri untuk memperanakkan anak laki-l...

Yeremia 29:5-9 Dirikanlah rumah untuk kamu diami; buatlah kebun untuk kamu nikmati hasilnya; ambillah isteri untuk memperanakkan anak laki-laki dan perempuan; ambilkanlah isteri bagi anakmu laki-laki dan carikanlah suami bagi anakmu perempuan, supaya mereka melahirkan anak laki-laki dan perempuan, agar di sana kamu bertambah banyak dan jangan berkurang! Usahakanlah kesejahteraan kota ke mana kamu Aku buang, dan berdoalah untuk kota itu kepada TUHAN, sebab kesejahteraannya adalah kesejahteraanmu.
Mengapa harus mendetail sekali Tuhan menyatakan apa yang harus dilakukan oleh orang-orang Israel waktu itu (dalam Pembuangan)? - Dirikan rumah, buat kebun - Berkeluargalah - Bekerjalah untuk kesejahteraan kotamu dan dirimu Gak perlu sebenarnya diomongin oleh Tuhan, sebab bukanlah hal-hal itu adalah sesuatu yang memang harus mereka lakukan. Bayangin aja kalau mereka tidak melakukan hal itu, apa jadinya? Jadi, kenapa harus rinci? Kenapa harus diingatkan selalu oleh Tuhan bagi Israel waktu itu? Apakah karena ada kemungkinan orang-orang Israel yang ada dalam pembuangan di negeri asing (Babel) waktu itu sudah sedemikian terpuruk jatuhnya sehingga bahkan untuk melakukan apa yang sudah seharusnya mereka lakukan, bahkan untuk hal itu, mereka sudah tak ada lagi semangat untuk mengerjakannya. Mungkin. Kita semua tentu tahu bagaimana grafik perjalanan bangsa Israel. Berada di puncak kejayaan di masa Daud menjadi raja, kemudian semakin meroket di masa Salomo, sekaligus juga mulai menukik di masa akhir pemerintahan Salomo, hingga kerajaan terpecah menjadi dua (Utara dan Selatan). Kemudian semakin terpuruk jauh setelah itu hingga berujung pada titik terendah; dibuang ke negeri asing. Bayangkan tentang satu bangsa yang telah mengetahui bahwa mereka adalah "umat pilihan", tetapi sekarang menjadi "umat buangan". Pasti gak enak sekali rasanya.

 "Lakukan perintah Tuhan Yesus, maka kamu mengalami mujizat" Salam sejahtera bagi kita semua.  Dalam pelayanan-Nya Tuhan Yesus ser...

 "Lakukan perintah Tuhan Yesus, maka kamu mengalami mujizat"


Salam sejahtera bagi kita semua.

 Dalam pelayanan-Nya Tuhan Yesus sering membuat mujizat, dengan tujuan untuk memberikan kesembuhan, memberi kehidupan, dan khususnya untuk menyingkapkan rahasia Kerajaan Allah. Tentu diharapkan bagi orang yang mengalami mujizat, bukan hanya mengalami kesembuhan, akan tetapi juga

memperoleh kehidupan kekal, dan juga mengetahui kehendak Kerajaan Allah. Jadi, bukan mujizatnya yang menjadi fokus utama, tetapi apa akibat dan dampak ketika mengalami mujizat tersebut. Dalam Firman Tuhan ini, menurut para ahli Perjanjian Baru, inilah mujizat pertama yang dilakukan Tuhan Yesus dalam pelayanan-Nya, yaitu mengubah air menjadi anggur di pesta perkawinan di Kana. 

Dari peristiwa ini ada beberapa hal yang penting kita terapkan dalam kehidupan kita saat ini, yaitu: pertama, bagaimana pun persiapan yang kita lakukan dalam sebuah pesta atau pekerjaan apapun tanpa campur tangan Tuhan, selalu ada yang kurang. Seperti yang terjadi dalam pesta perkawinan di Kana, mereka kekurangan anggur, dan hal itu akan membuat malu tuan rumah. Bagaimana supaya kita tidak mengalami hal seperti itu, bagaimana supaya kita tidak malu???? 

Jangan andalkan apa yang ada dalam dirimu, bagaimanapun kesiapanmu tanpa Allah semua akan sia-sia. Oleh karena itu, selalu andalkan Tuhan dalam kehidupanmu. Kedua, di dalam setiap kesulitan, pasti ada Tuhan untuk menolong kita. Sebagaimana dalam perkawinan di Kana, Tuhan Yesus hadir untuk menolong kesulitan yang terjadi. Maka dari itu, undanglah Allah dalam kehidupanmu, agar kamu ditolong dalam setiap kesulitanmu.

 Ketiga, lakukanlah apa yang disuruh oleh Tuhan, maka kamu akan tertolong. Dalam konteks firman Tuhan ini, Tuhan Yesus menyuruh para pelayan untuk mengisi tempayan-tempayan dengan air. Dan mereka melakukannya tanpa berbantah. Bisa saja mereka berbantah dan bertanya, untuk apa diisi tempayan dengan air, padahal tempayan itu adalah tempat untuk anggur; akan tetapi yang terjadi, mereka tidak berbantah, mereka justru melakukan sesuai dengan perintah. Acap kali dalam kehidupan ini, kita mengikuti pikiran kita sendiri bukan menurut apa yang dikehendaki oleh Allah, sehingga kita mengalami kegagalan dan bahkan bisa malu.

 Ke empat Tuhan menolong dengan segala bahkan dengan cara paling sederhana. Tidak ada yang menduga bahwa Tuhan akan mengubah air menjadi anggur. Ini adalah tindakan di luar pemikiran manusia. Sering juga kita berpikir dan memohon pada Tuhan supaya Tuhan memberikan solusi yang rumit dan hal- hal yang besar. Ternyata Tuhan menghadirkan solusi yang sederhana, namun justru itu yang menjawab persoalan hidup kita. Saudara-saudara, jemaat yang dikasihi Tuhan. Dari kisah mujizat Tuhan Yesus ini, kita juga perlu memahami beberapa hal dalam kehidupan kita. 

Apakah saudara juga membutuhkan mujizat dalam hidupmu????

Mungkin hampir semua jawaban, iya saya butuh mujizat terjadi dalam hidupku. Bahkan saking butuhnya mujizat, ada banyak juga sampai mencari mujizat ke mana-mana. Misal: hadir pada acara-acara KKR yang menjanjikan ada mujizat di sana. Ada juga yang berdoa khusyuk meminta mujizat kepada Allah. Ada juga yang mempercayai berita-berita atau info-info media, yang sebenarnya adalah editan, dengan entengnya kita membagikan artikel tersebut. Itu adalah gambaran orang jaman sekarang mencari mujizat, terkesan kita memaksakan adanya mujizat. 

Apakah saudara juga masih yakin bahwa di jaman sekarang mujizat Tuhan masih ada???? Ataukah Tuhan tidak lagi mendatangkan mujizat dalam kehidupan kita???? 

Menurut Firman Tuhan ini, mujizat yang dilakukan oleh Tuhan Yesus bukan karena dicari, bukan juga karena dipaksakan, tetapi murni karena kehendak Tuhan Yesus sendiri, Kuncinya adalah: Di mana Tuhan Yesus hadir, di situ ada mujizat. Dan mujizat itu bukan harus hal-hal besar dan luar biasa, tetapi bisa juga dengan hal-hal yang sederhana. Yang pasti menjawab persoalan hidup kita. Dan yang penting lagi, mujizat Tuhan Yesus terjadi karena kita siap untuk melakukan sesuai dengan perintah-Nya, bukan sesuai dengan apa yang kita kehendaki. Lakukan saja apa yang dikehendaki oleh Tuhan Yesus dalam hidupmu, maka mujizat akan terjadi bagimu. AMIN

Dikutip dari HKBP Bethlehem Pulau Burung Ressort Tanjung Balai Karimun


Ibrani 9:11-14 Tetapi Kristus telah datang sebagai Imam Besar untuk hal-hal yang baik yang akan datang: Ia telah melintasi kemah yang lebih...

Ibrani 9:11-14 Tetapi Kristus telah datang sebagai Imam Besar untuk hal-hal yang baik yang akan datang: Ia telah melintasi kemah yang lebih besar dan yang lebih sempurna, yang bukan dibuat oleh tangan manusia, artinya yang tidak termasuk ciptaan ini, ; dan Ia telah masuk satu kali untuk selama-lamanya ke dalam tempat yang kudus bukan dengan membawa darah domba jantan dan darah anak lembu, tetapi dengan membawa darah-Nya sendiri. Dan dengan itu Ia telah mendapat kelepasan yang kekal. ; Sebab, jika darah anak domba jantan dan darah lembu jantan dan percikan abu lembu muda menguduskan mereka yang najis, sehingga mereka disucikan secara lahiriah,; betapa lebihnya darah Kristus, yang oleh Roh yang kekal telah mempersembahkan diri-Nya sendiri kepada Allah sebagai persembahan yang tak bercacat, akan menyucikan hati nurani kita dari perbuatan-perbuatan yang sia-sia, supaya kita dapat beribadah kepada Allah yang hidup.
Tuhan Yesus memberitahu para murid apa yang akan terjadi kepada-Nya dan yang akan mereka alami. Yesus akan pergi meninggalkan mereka untuk sesaat lamanya, dan menyediakan tempat bagi mereka yang percaya kepada-Nya. Pemberitahuan Yesus ini mengundang reaksi Thomas, murid Yesus yang sering mengandalkan akal. Mendengar pernyataan Yesus itu, spontan ia bertanya, "Tuhan, kami tidak tahu kemana Engkau pergi, jadi bagaimana kami tahu jalan kesitu?" (ayat 5). Reaksi Thomas ini membuat Tuhan Yesus menjawab seperti nas ini. Jawaban Yesus ini menekankan posisi-Nya di antara pergi dan datang kembali. Posisi sentral yang sangat menentukan hubungan antara Yesus dengan para murid.
Jawaban Yesus kepada Thomas ini hendak ditegaskan bahwa dengan mengenal dan mempercayai Yesus, segala hal yang kita butuhkan untuk menerima hidup kekal akan kita peroleh. Kita sedang menuju kehidupan kekal jika menerima Tuhan Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat. Kita sudah berada dalam posisi yang tepat jika sudah mempercayai Yesus. Inilah penjelasan Yesus kepada kita melalui jawaban-Nya atas pernyataan Thomas. Ternyata Yesus adalah jawaban dari segala pergumulan kita. Yesus adalah Juruselamat kita. Oleh karena itu, percayalah kepada Yesus yang memberi hidup dan kebenaran kepada kita. Sekali lagi, bersama Yesus segala persoalan dapat diselesaikan dengan baik. Amin.

"Kepemimpinan yang Menghamba"  Salam sejahtera bagi kita semua. Memenuhi panggilan Tuhan menjadi Pemimpin Rohani bukanlah keputusa...

"Kepemimpinan yang Menghamba"



 Salam sejahtera bagi kita semua.

Memenuhi panggilan Tuhan menjadi Pemimpin Rohani bukanlah keputusan yang mudah. Saat terpanggil, seseorang menjadi pemimpin rohani harus siap sedia hati, pikiran dan tenaga. Namun, kesibukan kerap membuatnya kelelahan secara fisik dan mental. Beban pelayanan yang begitu berat dan kadang- kadang kita tidak dapat memikulnya seorang diri saja. Jika kita kelelahan, akhirnya waktu teduh bersama Tuhan bisa terabaikan. Di sinilah, kita butuh kehadiran sosok "orang tua" yang memberi nasehat dan motivasi agar kita tetap kuat dan semangat dalam menunaikan tugas pelayanan. Begitulah yang dialami oleh Musa saat menjalani panggilan sebagai pemimpin rohani Israel. Musa meski menghadapi bangsa Israel yang tegar tengkuk. Namun, dia berusaha keras untuk melaksanakan tugas panggilannya dan melayani sebaik mungkin. Ia menunjukkan ketaatan pada Allah yang memanggil dan mengutusnya.
Namun, dalam kelelahannya Musa membutuhkan pendamping dan pendukung. Di sinilah peran Yitro hadir memberikan nasehat dan memotivasi Musa tentang apa dan bagaimana seharusnya yang dia lakukan. Yitro memberi nasehat dan teknik kepemimpinan: "Cari dan pilihlah orang-orang yang cakap dan takut akan Allah, orang-orang yang dapat dipercaya.." (ayat 21a). Orang-orang ini yang akan membantu Musa dalam melaksanakan tugasnya. Syarat-syarat adalah: orang yang cakap. Dalam pengertian "cakap" bukan hanya keahlian, tapi kemauan dan motivasi. Kecakapan yang dimaksud adalah menangani perkara-perkara yang ada (baca ayat 19), karena memang bangsa Israel terkena tegar tengkuk. Itulah tugas mereka yang pertama, bukan malah menciptakan perkara. Selanjutnya, syaratnya adalah orang-orang yang takut pada akan Allah. Ini menjadi syarat utama, karena pekerjaan yang akan diemban adalah tugas dari Allah bukan tugas manusia. Dan syarat lainnya adalah: orang-orang yang dapat dipercaya. Persyaratan ini menjadi poin penting, kenapa? Bagaimana mungkin dipilih dan dipakai oleh Tuhan orang yang tidak dapat dipercaya? Bagaimana jadinya, apabila orang-orang yang seharusnya membantu pelayanan kepemimpinan Musa, malah menjadi batu sandungan baginya. Inilah nasehat Yitro kepada Musa, dengan tujuan agar tugas memimpin umat Allah dapat dilaksanakan dengan baik. Jika demikian diperbuat maka mereka akan dapat menyelesaikan tugas dan tanggung jawab kepemimpinan tersebut, yaitu: membawa pulang umat Israel ke negeri yang dijanjikan oleh Allah; dan Allah akan memampukan mereka. Saudara-saudara, jemaat yang dipilih oleh Allah. Apa pesan khotbah ini kepada kita? Ada dua hal, yaitu: kepemimpinan di Gereja dan kepemimpinan di Keluarga. Pertama, kepemimpinan di Gereja. Sejak dahulu, HKBP sudah menerapkan seperti kepemimpinan Musa. Tidak mungkin hanya seorang "Uluan Huria" mengemban tugas pelayanan di Gereja, sehingga HKBP dalam sejarahnya memilih "sintua" untuk membantu pelayanan para Pendeta/Misionaris. Sintua tersebut bukannya hanya 1-2 orang dalam satu Gereja, tetapi tergantung kebutuhan pelayanan. Sama dengan teori kepemimpinan Musa, orang Sintua untuk 10 KK Jemaat. Hingga kini, keberadaan Sintua di HKBP Sebenarnya menjadi perintis pelayanan di lingkungan-lingkungan Jemaat, dan membantu tugas-tugas Uluan ni Huria. edua, kepemimpinan di Keluarga. Siapa pemimpin Keluarga? Ayah. Dialah yang disebut imam keluarga, dia yang menjadi pemimpin keluarga. Minggu lalu kita telah disapa Khotbah bagaimana peran Ibu dalam rumahtangga sebagai penolong yang sepadan. Kepemimpinan ayah di rumahtangga tidak dapat berjalan dengan baik bila tidak dibantu oleh ibu. Merekalah menjadi tim kepemimpinan dalam keluarga untuk merawat dan memelihara kehidupan rumahtangga.
Jemaat yang dikasihi Allah. Ada peribahasa "Berat sama dipikul, ringan sama dijinjing", artinya: Kerjasama yang baik, seia sekata, senang dan susah dialami bersama. Dalam kehidupan ini, sangat diperlukan kerjasama untuk menyelesaikan tugas dan pekerjaan. Baik itu di kehidupan Gereja maupun kehidupan di Keluarga. Memang benar, bahwa tugas pelayanan di Gereja diemban oleh para parhalado yang dipimpin Uluan; akan tetapi HKBP juga telah menerapkan kepemimpinan yang kolektif, yaitu melibatkan jemaat untuk ikut dalam pelayanan, seperti panitia- panitia, dan tugas lainnya. Dan ternyata Allah lebih menyukai hal itu. Sebaliknya, Allah murka apabila kita membiarkan orang lain mengerjakan tugas bersama, sebagaimana Allah murka kepada orang Israel yang membiarkan Musa sendiri menyelesaikan tugas panggilannya. g Bagaimanakah kerjasama yang baik? Yang baik itu adalah sama kerja, tidak membiarkan orang lain mengerjakannya sendiri. Ambil peranmu dan lakukan tugasmu. Sekecil apapun peran kita dalam kehidupan kegerejaan, maka Tuhan akan melihat hal itu, dan memampukan kita untuk melakukan tugas yang lebih besar. Tetapi barang siapa yang enggan mengambil peran, maka Allah juga enggan memberikan peran yang lebih besar. Selamat berkarya dan selamat melayani, tunaikan tugasmu. AMIN

dikutip dari khotbah HKBP Bethlehem Pulau Burung Ressort Tanjung Balai Karimun 

Yesaya 54:1-4 Bersorak-sorailah, hai si mandul yang tidak pernah melahirkan! Bergembiralah dengan sorak-sorai dan memekiklah, hai engkau yan...

Yesaya 54:1-4 Bersorak-sorailah, hai si mandul yang tidak pernah melahirkan! Bergembiralah dengan sorak-sorai dan memekiklah, hai engkau yang tidak pernah menderita sakit bersalin! Sebab yang ditinggalkan suaminya akan mempunyai lebih banyak anak dari pada yang bersuami, firman Tuhan.; Lapangkanlah tempat kemahmu, dan bentangkanlah tenda tempat kediamanmu, janganlah menghematnya; panjangkanlah tali-tali kemahmu dan pancangkanlah kokoh-kokoh patok-patokmu!; Sebab engkau akan mengembangkan ke kanan dan ke kiri, keturunanmu akan memperoleh tempat bangsa-bangsa, dan akan mendiami kota-kota yang sunyi.; Janganlah takut, sebab engkau tidak akan mendapat malu, dan janganlah merasa malu, sebab engkau tidak akan tersipu-sipu.
Alkitab memperkenalkan kepada kita Allah Sang Mahakuasa, yang menciptakan segala sesuatunya dari tiada menjadi ada. Demikian juga bagaimana hubungan kita sebagai ciptaan dengan Dia, Sang Pencipta. Nas hari ini pemazmur menyaksikan Tuhan Allah yang menjadikan dan yang empunya kita selaku ciptaan-Nya. Seperti juga Daud pada Mazmur 23, kita digambarkan sebagai kawanan domba gembalaan Allah. Sebagai Gembala Yang Baik, Allah senantiasa memikirkan kesejahteraan domba-domba-Nya. Ia tidak membiarkan kita kehausan dan menjaga keamanan kita dari serangan binatang buas yang hendak menyerang dan memangsa kita. Bila Tuhan Allah menjadi Gembala bagi kita, maka tidak ada yang harus kita takutkan lagi dalam hidup ini. Kita akan tenang dan aman dalam lindungan-Nya. Dibalik zaman teknologi ini, kita tidak dapat menyangkal keberadaan Pencipta. Allah senantiasa terus memelihara semua ciptaan-Nya. Dalam hari-hari yang kita lalui selalu saja diperhadapkan dengan berbagai tantangan dan pergumulan bahkan ancaman bagi pekerjaan, kedamaian dan rumah tangga. Namun Firman Tuhan ini mengingatkan kita, ada Tuhan Allah yang senantiasa peduli dan memperhatikan kelangsungan hidup dan kesejahteraan kita. Datanglah kepada-Nya. Jangan andalkan kekuatan dan pikiran kita sendiri. Namun bersikaplah sebagai domba di hadapan-Nya. Pasrah berserah dan turutilah bimbingan-Nya. Amin.

Ayub 42:7-17 Setelah Tuhan mengucapkan firman itu kepada Ayub, maka firman TUHAN kepada Elifas, orang Teman: "Murka-Ku menyala terhadap...

Ayub 42:7-17 Setelah Tuhan mengucapkan firman itu kepada Ayub, maka firman TUHAN kepada Elifas, orang Teman: "Murka-Ku menyala terhadap engkau dan terhadap kedua sahabatmu, karena kamu tidak berkata benar tentang Aku seperti hamba-Ku Ayub. Oleh sebab itu, ambillah tujuh ekor lembu jantan dan tujuh ekor domba jantan dan pergilah kepada hamba-Ku Ayub, lalu persembahkanlah semuanya itu sebagai korban bakaran untuk dirimu, dan baiklah hamba-Ku Ayub meminta doa untuk kamu, karena hanya permintaanyalah yang akan Kuterima, supaya aku tidak melakukan aniaya terhadap kamu, sebab kamu tidak berkata benar tentang Aku seperti hamba-Ku Ayub." Maka pergilah Elifas, orang Teman, Bildad, orang Suah, dan Zofar, orang Naama, lalu mereka melakukan seperti apa yang difirmankan TUHAN kepada mereka. Dan TUHAN menerima permintaan Ayub. Lalu TUHAN memulihkan keadaan Ayub, setelah ia meminta doa untuk sahabat-sahabatnya, dan TUHAN memberikan kepada Ayub dua kali lipat dari segala kepunyaannya dahulu. Kemudian datanglah kepadanya semua saudaranya laki-laki dan perempuan dan semua kenalannya yang lama, dan makan bersama-sama dengan dia di rumahnya. Mereka menyatakan turut berdukacita dan menghibur dia oleh karena segala malapetaka yang telah ditimpakan TUHAN kepadanya, dan mereka masing-masing memberi dia uang satu kesita dan sebuah cincin emas. TUHAN memberkati Ayub dalam hidupnya yang dahulu; ia mendapat empat belas ribu ekor kambing domba, dan enam ribu unta, seribu pasang lembu, dan seribu ekor keledai betina. Ia juga mendapat tujuh orang anak laki-laki dan tiga orang anak perempuan; dan anak perempuan yang pertama diberinya nama Yemima, yang kedua Kezia dan yang ketiga Kerenhapukh. Di seluruh negeri tidak terdapat perempuan yang secantik anak-anak Ayub, dan mereka diberi ayahnya milik pusaka di tengah-tengah saudara-saudaranya laki-laki. Sesudah itu Ayub masih hidup seratus empat puluh tahun lamanya; ia melihat anak-anaknya dan cucu-cucunya sampai keturunan yang keempat. Maka matilah Ayub, tua dan lanjut umur.
Kisah Ayub dan para sahabatnya membawa kita masuk dalam paradigma baru dengan wawasan yang terbuka tentang teologi penderitaan. Selaku orang beriman Ayub dicobai Iblis atas perkenaan Tuhan. Namun akhirnya ia menyesali kata-katanya yang mempertahankan kebenarannya. Ketiga sahabat setianya, yaitu Elifas, Bildad, dan Zofar harus meminta maaf atas tudingan mereka terhadap Ayub. Ternyatalah bahwa hidup ini tidak cukup hanya dengan kata-kata, baik tudingan atau tuduhan mau pun pembelaan diri. Kedaulatan dan otoritas Tuhan adalah mutlak dan tidak dapat diganggu-gugat. Pada akhirnya kebahagiaan dan kekayaan Ayub dikembalikan Tuhan dua kali lipat usai ujian penderitaan yang telah dijalaninya dengan setia. Sebaliknya para sahabat Ayub pun dilepaskan Tuhan dari hukuman karena mereka meminta maaf atas tudingan kepada Ayub. Demikianlah akhir kisah Ayub dalam nas khotbah minggu hari ini. Sikap dan sifat budaya yang baik tidak akan melunturkan persahabatan sampai akhir hayat. Inilah yang diperlihatkan oleh Ayub beserta ketiga sahabatnya dalam nas khotbah minggu hari ini. Tuhan sendiri berkenan merajut kembali persahabatan yang sempat retak di antara mereka dengan cara mempersembahkan korban bakaran untuk meredakan murka Tuhan atas perkataan mereka yang tidak benar terhadap Ayub. Ayub sendiri disebut oleh Tuhan sebagai hamba-Nya yang setia yang mendapatkan perkenanan Tuhan dalam penderitaannya. Inilah juga menjadi kesaksian yang hidup bagi kita akan kelimpahan berkat Tuhan. Jika sebagai orang benar kita mengalami penderitaan bahkan para sahabat kita pun mencela dengan nasihat yang hanya menggunakan akal sehat dan kebiasaan yang telah menjadi tradisi, namun Tuhanlah yang ada dibalik skenario kehidupan yang tengah kita jalani. Semata-mata dengan tekad kuat dan kesetiaan yang teguh seperti Ayub itulah kita akan diperkenan oleh Allah. Karena itu, "Ikutlah Yesus!" Amin.

Kejadian 2:18-25 TUHAN Allah berfirman: "Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja. Aku akan menjadikan penolong baginya, yang se...

Kejadian 2:18-25 TUHAN Allah berfirman: "Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja. Aku akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia." Lalu TUHAN Allah membentuk dari tanah segala binatang hutan dan segala burung di udara. Dibawa-Nyalah semuanya kepada manusia itu untuk melihat, bagaimana ia menamainya; dan seperti nama yang diberikan manusia itu kepada tiap-tiap makhluk yang hidup, demikianlah nanti nama makhluk itu. Manusia itu memberi nama kepada segala ternak, kepada burung-burung di udara dan kepada segala binatang hutan, tetapi baginya sendiri ia tidak menjumpai penolong yang sepadan dengan dia. Lalu TUHAN Allah membuat manusia itu tidur nyenyak; ketika ia tidur, TUHAN Allah mengambil salah satu rusuk dari padanya, lalu menutup tempat itu dengan daging. Dan dari rusuk yang diambil TUHAN Allah dari manusia itu, dibangun-Nyalah seorang perempuan, lalu dibawa-Nya kepada manusia itu. Lalu berkatalah manusia itu: "Inilah dia, tulang dari tulangku dan daging dari dagingku. Ia akan dinamai perempuan, sebab ia diambil dari laki-laki." Sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya menjadi satu daging. Mereka keduanya telanjang, manusia dan isterinya itu, tetapi mereka tidak merasa malu.
Kisah asal-usul (etiologi) seringkali mengandung unsur mitos. Tujuannya adalah untuk meletakkan dasar-dasar utama nilai sesuatu yang bermakna dalam kehidupan manusia. Karena itu dibutuhkan kreativitas dan kompetensi khusus bagi orang yang menceritakan mau pun meneruskannya untuk dapat dipercaya oleh pendengar atau penerima lalu diteruskan kepada generasi selanjutnya. Tentunya itu semua akan teruji dalam perjalanan waktu yang memang terbukti bermanfaat dan dijadikan anutan bersama. Demikianlah kita mendapatkan pengajaran berharga dari cerita asal-usul di dalam Alkitab tentang banyak hal, dalam hal ini tentang kesetaraan kemanusiaan kita di hadapan Tuhan sebagaimana firman Tuhan pada Minggu kita hari ini. Bahwa kita manusia diciptakan oleh Allah tidak sendirian, tetapi berteman, yakni laki-laki dan perempuan. Teman sesama kita manusia itu bahkan maksudkannya menjadi penolong yang sepadan. Itulah yang dilukiskan dengan "tulang rusuk" yang diambil Allah dari Adam sebagai asal-usul perempuan. Mereka menjadi teman yang sepadan. Kesepadanan sesama manusia adalah ketetapan Allah yang telah dirancangkan-Nya dengan sempurna sejak semula. Itulah nilai kemanusiaan yang hendak ditanamkan oleh Alkitab dalam nas firman Tuhan hari ini. Setiap orang harus berpegang pada nilai ini agar kehidupan berjalan sesuai dengan rencana dan maksud Tuhan. Bila tidak demikian maka akan terjadi ketimpangan, kekacauan dan kesalahan yang kelak akan dan harus dipertanggungjawabkan kepada Allah. Tuhan Allah sendiri pun akan menuntutnya kepada manusia. Karena itu, prinsip-prinsip sedemikianlah yang harus dipelihara dan kita hayati supaya kehidupan berjalan dengan baik dan keamanan serta keselamatan terjamin. Namun pada kenyataannya justru memang yang terjadi adalah kekacauan dan bahkan terancamnya kehidupan umat manusia yang juga berdampak pada seluruh alam semesta. Karena itulah Yesus datang ke dunia menjadi manusia, sebab tidak ada lagi kompetensi dan kelayakan manusia yang telah diciptakan Allah untuk mengembalikan bahkan hanya untuk mempertahankan sekali pun pegangan hidup yang Tuhan telah tetapkan semula. Yesus sendiri telah menanggungkan akibat dari seluruh kelalaian, kesalahan, pelanggaran, dan ketidakpatuhan manusia akan ketetapan Allah untuk dipulihkan bahkan menyempurnakan segala akibat dosa kita. Dialah Tuhan dan Juruselamat dunia. Amin.