Pengkhotbah 2 : 4-11 Aku melakukan pekerjaan-pekerjaan besar, mendirikan bagiku rumah-rumah, menanami bagiku kebun-kebun anggur; 2:5 aku men...
Kenikmatan Duniawi adalah Kesia-siaan
Pengkhotbah 2 : 4-11 Aku melakukan pekerjaan-pekerjaan besar, mendirikan bagiku rumah-rumah, menanami bagiku kebun-kebun anggur; 2:5 aku mengusahakan bagiku kebun-kebun dan taman-taman, dan menanaminya dengan rupa-rupa pohon buah-buahan; 2:6 aku menggali bagiku kolam-kolam untuk mengairi dari situ tanaman pohon-pohon muda. 2:7 Aku membeli budak-budak laki-laki dan perempuan, dan ada budak-budak yang lahir di rumahku; aku mempunyai juga banyak sapi dan kambing domba melebihi siapapun yang pernah hidup di Yerusalem sebelum aku. 2:8 Aku mengumpulkan bagiku juga perak dan emas, harta benda raja-raja dan daerah-daerah. Aku mencari bagiku biduan-biduan dan biduanita-biduanita, dan yang menyenangkan anak-anak manusia, yakni banyak gundik. 2:9 Dengan demikian aku menjadi besar, bahkan lebih besar dari pada siapapun yang pernah hidup di Yerusalem sebelum aku; dalam pada itu hikmatku tinggal tetap padaku. 2:10 Aku tidak merintangi mataku dari apapun yang dikehendakinya, dan aku tidak menahan hatiku dari sukacita apapun, sebab hatiku bersukacita karena segala jerih payahku. Itulah buah segala jerih payahku. 2:11 Ketika aku meneliti segala pekerjaan yang telah dilakukan tanganku dan segala usaha yang telah kulakukan untuk itu dengan jerih payah, lihatlah, segala sesuatu adalah kesia-siaan dan usaha menjaring angin; memang tak ada keuntungan di bawah matahari.
Kitab Pengkhotbah adalah karya tulis Salomo sebagai perenungan dan refleksi diri di masa tuanya. Dia menyebutkan bahwa ia lebih besar dari siapa pun yang pernah hidup di Yerusalem sebelum dia. (Ay 9) Ia memiliki banyak sekali harta kekayaan berupa sapi dan kambing domba, emas dan perak melebihi siapa pun yang pernah hidup di Yerusalem. Juga biduan dan biduanita bahkan banyak gundik untuk menyenangkan hatinya. Dengan demikian ia menganggap akan menjadi besar melebihi siapa pun. Juga ia melakukan hal-hal besar yang tidak pernah dapat dilakukan oleh orang lain. Karyanya yang paling agung, besar dan hebat luar biasa yang paling terkenal di antara semuanya adalah bangunan Bait Allah Yerusalem. Semuanya itu dia lakukan untuk membuat namanya besar dan populer serta diidolakan. Namun di saat usia tuanya, semuanya itu diakuinya sebagai kesia-siaan belaka dan usaha menjaring angin. Karena itu ia simpulkan sendiri bahwa memang tak ada keuntungan di bawah matahari.
Demikianlah pengakuan yang paling jujur dari seorang raja Salomo, yang belum ada duanya di antara anak manusia di permukaan bumi sampai saat ini, dalam segala hal yang diinginkan dan dicita-citakan oleh manusia. Namun di akhir hidupnya Salomo menyesali dirinya akan segala hal yang semula dibanggakannya itu. Ini seharusnya juga menjadi motivasi yang dapat menyadarkan kita segera sebelum segala sesuatunya terlambat. Lihat dan amatilah dengan hati yang sungguh-sungguh jujur dan terbuka di hadapan Tuhan, apa yang telah membuat kita jatuh terjerumus dalam dosa dan berbagai-bagai pencobaan serta penderitaan? Ketika kita diingatkan oleh kebenaran firman Tuhan khotbah Minggu hari ini, bagaimana kita mau meresponsnya dengan hati yang rendah? Sebab acapkali kita menyia-nyiakan kesempatan dan berbagai berkat karunia Tuhan kepada kita. Apa yang seharusnya kita syukuri, justru kemudian telah menjadikan kita jauh dari sesama teman, saudara, keluarga mau pun Tuhan sendiri. Semula kita memohon dengan rendah hati agar Tuhan kabulkan, namun kemudian ternyata justru menjadi sumber malapetaka dan kehancuran. Karena itu, hanya ada satu jaminan agar hal sedemikian tidak terjadi: Setia akan janji dan kembali kepada motivasi awal, dan “Ikutlah Yesus!” Amin!
About author: Khotbah Mingguan
Cress arugula peanut tigernut wattle seed kombu parsnip. Lotus root mung bean arugula tigernut horseradish endive yarrow gourd. Radicchio cress avocado garlic quandong collard greens.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar: